Rabu, 20 April 2011

Peralatan kesehatan salah satu penyebar penting virus hepatitis B.

Ruang fasilitas kesehatan yang seharusnya steril ternyata menjadi medium yang penting bagi penularan penyakit hepatitis B. Penularan virus hepatitis B dari pasien ke pasien bisa terjadi akibat penggunaan peralatan kesehatan yang dianggap telah bebas dari resiko penularan.

Kesimpulan itu termuat dalam laporan penelitian ilmuwan asal Instituto Nazionale per le Malattie Infettive Lazzaro Apalanzani, Roma, Italia. Dalam laporan yang dimuat jurnal BMC Medicine April ini, para ilmuwan menunjukkan penularan melalui penggunaan peralatan kesehatan menjadi satu penyebab umum terjangkitnya virus hepatitis B.

Kesimpulan ini didapat setelah para peneliti mengamati 30 hasil penelitian kesehatan yang menjelaskan informasi mengenai penularan 33 kasus hepatitis B, yang melibatkan 471 pasien dan 16 kasus fatal.
Sebanyak 16 dari 33 penularan terjadi di negara Uni Eropa dan 17 sisanya di Amerika. Tidak ada perbedaan mendasar dalam tolok ukur epidemiologi di dua wilayah itu. Sebagian besar penularan bermula dari pasien yang telah terinfeksi oleh satu atau lebih kondisi umum yang menyebabkan beberapa tingkatan imunodepressan.
Ketua tim peneliti Simone Lanini mengatakan HBV merupakan penyebab utama dari penyakit liver kronis yang terjadi di negara berkembang. Virus hepatitis B, kata dia, sudah lama diketahui bisa menular melalui peralatan kesehatan yang digunakan di rumah sakit. �Itu sangat berbahaya. Dan faktanya beberapa kasus penularan melalui peralatan kesehatan dilaporkan selalu mengalami peningkatan setiap tahun di Amerika dan Uni Eropa,� kata Lanini.
Hasil penelitian yang dilakukan tim Lanini menyoroti beberapa faktor topikal. �Kami melihat unit peralatan sebagai penyebab menjadi faktor yang paling tinggi yaitu 10 dari 33 kasus, dan penularan seperti itu merupakan satu-satunya penularan dengan jangka waktu terpendek,� kata Lanini yang juga pernah melakukan sebuah kajian sistematis terhadap pola penyebaran virus hepatitis B antara tahun 1992 sampai 2007 di Uni Eropa dan Amerika.
Peneliti juga menemukan jumlah tertinggi dari penularan semacam itu berhubungan dengan penggunaan peralatan kesehatan campuran. Sebenarnya praktek ini tidak diperbolehkan. Sebagai contoh, peralatan pemantauan dan perawatan gula darah dengan peralatan yang digunakan kembali bisa menjadi medium penularan virus hepatitis B antarpasien.
Dokter L.A. Lesmana Ph, D., Sp PD, KGEH, FACP, FACG, dari Departemen Penyakit Dalam RSCM, mengatakan di Indonesia peralatan medis jarang digunakan ulang. �Selain itu, semua peralatan yang digunakan bagi para penderita hepatitis B sudah dipisahkan, jadi sudah ada upaya pencegahan yang dilakukan agar infeksi melalui peralatan ini tidak terjadi,� kata Lesmana. Hepatitis B merupakan bentuk peradangan atau pembengkakan pada hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B. �Penyakit ini telah menyerang hampir 13 juta penduduk Indonesia, sehingga kasus di Indonesia bisa dikategorikan dalam kelompok sedang menuju ke tinggi. Dalam tingkat lanjut hepatitis B bisa menjadi sirosis atau kanker hati,� terang dokter Lesmana.
Ada dua garis besar cara penularan penyakit ini. Pertama, penularan secara vertikal, ibu yang sebelumnya telah mengidap virus hepatitis B menularkan pada bayinya. Cara penularan yang kedua adalah horizontal. Penularan ini bisa terjadi akibat penggunaan alat suntik ataupun tindik yang sebelumnya sudah terinfeksi oleh virus hepatitis B. Penularan jenis horizontal ini juga bisa terjadi melalui penggunaan alat atau benda, seperti; pisau cukur, sikat gigi, dan sebagainya. �Penularan horizontal ini juga bisa terjadi melalui hubungan seksual,� kata dr Lesmana.
Ketika seseorang terinfeksi hepatitis B, virus tersebut akan beredar dalam darah menuju ke hati. Ketika virus ini berhasil masuk ke hati, virus tersebut akan masuk ke sel hati yang sehat, hingga akhirnya berkembang biak dan kemudia menyebar ke sel hati yang lain. �Ketika mekanisme pertahanan tubuh bertempur melawan virus hepatitis B, pada saat bersamaan, mekanisme tersebut juga membunuh sel hati yang terinfeksi,� ujar dr Lesmana.
Jika sel hati terbunuh akan mengakibatkan kerusakan hati sehingga tidak tidak lagi bisa bekerja sebagaimana mestinya. Hati merupakan organ penting yang memunyai banyak fungsi dalam sistem kekebalan tubuh, memproduksi faktor pembeku darah dan cairan empedu bagi pencernaan. Hati juga mengurai zat beracun yang masuk ke dalam tubuh. Penderita hepatitis B akan mengalami gejala sesuai dengan tingkat ketidaknormalan dalam fungsi ini. Gejala dan tanda dari hepatitis B kronis sangat berbeda dan tergantung pada tingkat keparahan kerusakan hati.

Tak terlihat
Pada beberapa kasus penderita umumnya tidak mengalami gejala atau tanda sampai beberapa tahun. Pada saat�saat itu, tes darah yang mereka lakukan menunjukkan hasil normal. Namun, tidak menutup kemungkinan, pada fase itu, penderita mengalami penurunan kondisi, yang ditandai dengan terjadinya pembengkakan pada hati. Bila ini dibiarkan, mereka bisa mengalami sirosis hati. Di sinilah kemudian gejala lanjutan akan muncul. Tubuh akan terasa lemah, pandangan berkunang-kunang, penurunan nafsu makan dan berat badan, pembesaran dada pada pria, ruam di telapak tangan, dan darah sukar membeku.
Kurangnya konsumsi atas vitamin A dan D juga bisa mengakibatkan komplikasi gejala yang lebih parah . Gejala itu berupa gangguan pengelihatan terutama pada malam hari dan penipisan tulang atau osteoporosis. Penderita sirosis hati juga beresiko mengalami infeksi karena hati memunyai peranan yang sangat penting dalam menstabilkan sistem kekebalan tubuh.
Pada kondisi tingkat lanjut, pasien yang mengalami sirosis hati juga akan mengalami gagal hati. Beberapa komplikasi pada orang yang mengalami kondisi ini adalah, terjadinya koma sebagai akibat hilangnya kemampuan hati untuk menghilangkan racun yang masuk dalam tubuh. Kondisi lain yang bisa terjadi adalah peningkatan tekanan dalam pembuluh darah hati. Akibatnya, terjadi penumpukan cairan di perut dan mungkin dihasilkan dalam urat penelan pada pipa pengunyah yang bisa dengan mudah robek dan menyebabkan pendarahan hebat.
Kondisi ini juga bisa mengakibatkan terjadinya gagal ginjal atau pembesaran limpa akibat pengurangan sel darah. Selanjutnya bisa terbentuk anemia yang bisa meningkatkan resiko terjadinya infeksi dan pendarahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar