Minggu, 31 Maret 2013

Kutil : penyebab dan proses terjadinya kutil

Apa itu kutil?

  • Kutil adalah tonjolan kecil dan kasar pada kulit yang jinak (non-kanker) karena hiperplasi (bertambahnya jumlah sel baru) epidermis yang di sebabkan oleh tipe tertentu dari Virus Human Papiloma
  • Kutil di sebut juga common wart atau veruka

Apa penyebab kutil?
  • Kutil disebabkan oleh infeksi virus yang dikenal sebagai Human papiloma Virus (HPV). HPV menyebabkan keratin, protein keras di lapisan atas kulit (epidermis) tumbuh terlalu banyak sehingga menyebabkan kutil menjadi kasar, bertekstur dan keras. 
  • Ada sekitar 60 tipe virus HPV, dimana Virus Papilloma menyebabkan beberapa jenis kutil yang berbeda pada manusia, meliputi kutil kulit, kondiloma genital/ kondiloma akuminata(KA) atau kutil kelamin/ atau genital wart (di masyarakat dikenal sebagai jengger ayam dengan masa inkubasi :1-6 bulan rata-rata 3 bulan, tampak benjolan seperti jengger ayam di sekitar kemaluan dan anus serta kebanyakan tanpa keluhan ), dan papilloma larings

Apa itu virus Human Papiloma (HPV) yang menyebabkan kutil?
  • Human Papilloma Virus atau yang lebih kita kenal dengan istilah HPV adalah virus termasuk ke dalam dalam familia Papovaviridae, dimana papovaviridae ini terdiri atas dua genus yaitu polyomavirus dan papilomavirus. Anggota papillomavirus yang menyerang manusia adalah Human papilomavirus (HPV) yang paling sedikit ada 60 tipe virus, sedangkan anggota  polyomavirus yang menyerang manusia diantaranya adalah virus BK dan virus Jc. Antara  papilomavirus maupun  polyomavirus memilki perbedaan dalam hospes selulernya, dimana  papilomavirus menginfeksi epitel permukaan dan menimbulkan kelainan pada pintu masuknya (port d'entree) sedangkan  polyomavirus masuk melalui saluran pernapasan atau pencernaan dan setelah proses kembang biak lokal virus masuk kedalam darah dan akhirnya menginfeksi organ dalam seperti hati, ginjal dan otak.
  • Toksonomi Human papillomavirus
    • Familia : Papovaviridae
    • Genus : Papillomavirus
    • Spesies : Human Papillomavirus
How to make a gif
Virus HPV
  • Morfologi Virus HPV
    • HPV merupakan kelompok virus DNA,yang memiliki diameter 45-55 nm. Virus ini memiliki bentuk bulat dikenal dengan istilah kapsid ikosahedral tak beremvlop terdiri atas 72 kapsomer, genom sirkuler dari DNA rantai ganda (doble helix)

Apa saja penyakit yang dapat di timbulkan oleh Virus HPV?
  • Berbagai jenis HPV menyebabkan kutil umum pada tangan atau kaki. HPV juga dapat mengakibatkan masalah pada mulut atau pada lidah dan bibir. Beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kutil kelamin pada penis, vagina dan dubur. Jenis HPV lain dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak normal yang disebut displasia. Displasia dapat berkembang menjadi kanker dubur pada laki-laki dan perempuan, dan kanker leher rahim (cervical cancer), atau kanker penis.

Bagaimana proses terjadinya infeksi HPV sehingga terbentuk Kutil?
  • Saat seseorang terpapar HPV maka akan HPV menempel pada reseptor permukaan sel dan melalukan penetrasi HPV melalui membran sel. Uncoating HPV, proses ini meliputi pelepasan kapsid virus sebagian atau seluruhnya setelah terjadi penetrasi sehingga genom virus (DNA atau protein) masuk dan selanjutnya kapsid dihancurkan di dalam inti sel (Doorbar, 2004).
  • Setelah virus masuk ke dalam inti sel, virus melakukan transkripsi dengan DNA-nya menjadi mRNA (Zheng dan Baker, 2006). Proses transkripsi selesai virus melanjutkan dengan proses translasi untuk membentuk protein E dan L (Doorbar, 2004). Tahap selanjutnya adalah menyusun partikel virus, struktur dasar dilengkapi kembali untuk membentuk virus-virus baru yang akan menginfeksi sel-sel lain.
  • Virus papiloma menginduksi kelainan setempat dan ditantai oleh perubahan morfologi dan hiperplasia akibat percepatan ploriferasi sel sel keratin epidermis  tumbuh terlalu banyak sehingga menyebabkan kutil menjadi kasar, bertekstur dan keras. 

Bagaimana proses penyebaran virus HPV yang menyebabkan kutil?
HPV ditularkan melalui kontak langsung dengan human papillomavirus dari kulit ke kulit. Hal ini juga dapat ditularkan melalui kontak tidak langsung, misalnya, dari benda yang terkontaminasi, seperti handuk dan sepatu. Kutil dianggap menular jika ada penderita yang di tubuhnya ada kutil.

HPV lebih mungkin menyebar jika kulit basah, lembut atau telah melakukan kontak dengan permukaan kasar. Kutil juga dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh Anda sendiri.
Seseorang yang dapat menyebarkan kutil jika :
  • Terbentur sehingga luka pada kutil atau menggigit kutil
  • menggigit kuku atau menghisap jari Anda (jika memiliki kutil )
  • mencukur wajah atau kaki
Hal ini dapat menyebabkan kutil putus dan berdarah, sehingga lebih mudah bagi virus untuk menyebar. Orang dengan goresan atau luka pada telapak kaki mereka sangat rentan.
Kutil juga dapat menyebar melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi.
Contoh permukaan yang terkontaminasi mungkin termasuk:
  • daerah sekitar kolam renang
  • kamar mandi atau WC umum dengan penderita

Apa saja bentuk klinis kutil?
Berdasarkan Bentuk Klinisnya, maka kutil di bedakan atas empat bentuk klinis, yaitu :
  • Veruka vulgaris atau Common warts (kutil umum)
    • Kutil jenis ini umumnya di sebabkan oleh virus HPV 2 dan HPV 4, tetapi dapat pula disebabkan oleh HPV tipe 1, 3, 26, 29, dan 57 dan lainnya
    • Kutil ini terutama terdapat pada anak, tetapi juga terdapat pada dewasa dan orang tua. Tempat predeleksinya terutama di ekstremitas bagian ekstensor (siku dan lutut), walaupun demikan penyebarannya dapat pada bagian tubuh lain termasuk mukosa mulut dan hidung.
    • Kutil ini bentuknya bulat, berwarna abu-abu, besarnya lentikular (sebesar biji jagung) atau kalau berkonfluensi berbentuk plakat, permukaan kasar (verukosa). Dengan goresan dapat timbul autoinokulasi (munculnya kutil kutil baru) sepanjang goresan (fenomena kobner), Dikenal pula induk kutil yang pada suatu saat akan menimbulkan anak-anak kutil dalam jumlah yang banyak.
gif maker
Veruka vulgaris
  • Veruka plana juvenillis (kutil datar)
    • Umumnya di sebabkan oleh HPV tipe 3, 10, dan 28.
    • Kutil ini besarnya miliar (seperti kepala jarum pentul), permukaannya licin dan rata, berwarna sama dengan warna kulit atau agak kecoklatan dan jumlah kutil sangat banyak, terutama pada anak dan dewasa muda.
    • Penyebarannya terutama di daerah muka dan leher, dorsum manus dan pedis (punggung kaki dan tangan), pergelangan tangan serta lutut.
    • Juga terdapat fenomena kobner (muncul kutil baru) dan termasuk penyakit yang dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.
How to make a gif
veruka plana
  • Veruka plantaris (kutil plantar)
    • Kutil jenis ini pada umumnya di sebabkan oleh HPV tipe 1 (paling umum), juga jenis 2, 3, 4, 27, 28, dan 58 dan lainnya.
    • Kutil ini terdapat di telapak kaki, terutama daerah yang mengalami tekanan. 
    • Bentuknya berupa cincin yang keras dengan di tengah agak lunak dan berwarna kekuning- kuningan, permukaannya licin karena gesekan dan menimbulkan rasa nyeri pada waktu berjalan, yang disebabkan penekanan oleh massa yang terdapat di daerah tengah cincin. Kalau beberapa veruka bersatu dapat timbul gambaran seperti mozaik.
gif maker
Veruka plantaris
  • Condyloma Accuminata (Genital Warts)
    • Penyakit ini termasuk penyakit yang di tularkan melalui hubungan seksual, Type Virus HPV yang menjadi penyebabnya HPV tipe 6 dan 11 (paling umum, tetapi dapat juga di sebabkan oleh Type 6,11,16, 18, 30, 31, 33, 35, 39, 41, 42, 44, 51, 52 dan 56.
    • Bentuknya kelainan kulit berupa vegetasi yang bertangkai dan berwarna kemerahan kalau masih baru, jika telah lama agak kehitaman. Permukaannya berjonjot (papilomatosa).  Jika timbul infeksi sekunder warna kemerahan akan menjadi keabu-abuan dan berbau tidak enak.
    • Kutil ini biasanya ditemukan pada alat kelamin, di daerah kemaluan, dan di daerah antara paha, tetapi juga dapat muncul di dalam vagina dan lubang anus
gif maker
condyloma acumminata

Apa saja penyakit yang Mirip dengan kutil?
  • Kalus (kapalan) dan klavus (mata ikan)
    • Kalus adalah kelainan kulit yang timbul berupa hiperkeratosis yang merata, berbatas tegas dan tidak terdapat penetrasi di bagian tengahnya, ini disebabkan oleh tekanan terhadap kulit yang terjadi secara berulang dalam waktu yang lama
    • Klavus atau mata ikan, adalah kelainan  kulit yang timbul berupa hiperkeratosis yang tidak merata, tampaknya seolah- olah seperti kerucut terbalik dengan alas diatas permukaan kulit dan puncak di dermis. Kelainan ini juga timbul sebagai akibat dari tekanan yang sering pada kulit.
  • Tahi lalat (moles)
    • Tahi lalat, juga dikenal sebagai melanositik nevi, adalah lesi kulit kecil yang biasanya cokelat. Ini adalah kelompok sel yang disebut melanosit yang menghasilkan pigmen (warna) di kulit. Tahi lalat biasanya berwarna kecoklatan, meskipun beberapa mungkin lebih gelap,bisa datar atau menonjol, halus atau kasar dan beberapa memiliki bulu yang tumbuh. Tahi lalat biasanya melingkar atau oval dengan tepi halus. Tahi lalat bisa berubah dalam jumlah dan penampilan.
  • Skin tag
    • Nampak kulit berwarna, pertumbuhan jinak (non kanker) dari kulit yang biasanya berkembang pada ketiak, leher dan dada (tubuh bagian atas). Skin Tag biasanya tidak sakit.
  • Molluscum contagiosum
    • Adalah penyakit yang di sebabkan oleh virus pox yang termasuk penyakit akibat hubungan seksual, kelainannya berupa papul miliar (benjolan kecil), kadang-kadang lentikular (besarnya seukuran biji jagung) dan berwarna putih seperti lilin yang pada permukaannya terdapat lekukan.
  • Solar keratosis
    • Bentuknya bersisik, bintik-bintik kasar yang muncul pada kulit yang telah rusak oleh sinar matahari.

Bagaimana cara Mengobati kutil?
Pengobatan Kutil dapat dilakukan dengan menggunakan pengobatan topical, maupun dengan bedah ringan.
Pengobatan topical :
  • Dengan mengunakan asam salisilat 40%. Asam salisilat berfungsi mengikis lapisan epidermis sehingga lapisan kulit menjadi tipis, sampai akar kutil sehingga hilang.
  • Dengan Asam trikloroasetat 50% dan fenol likuifaktum
Cryotherapy
  • Pada cryotherapy, nitrogen cair disemprotkan ke kutil untuk membekukan dan menghancurkan sel. Pengobatan cryotherapy biasanya memakan waktu 5-15 menit dan bisa menyakitkan. Kutil besar kadang-kadang perlu dibekukan beberapa kali, seminggu atau lebih.
  • Metode yang tepat dari cryotherapy yang digunakan mungkin berbeda antara profesional kesehatan. Nitrogen cair dapat disemprotkan langsung ke kutil atau dapat diterapkan dengan menggunakan tongkat dengan kapas pada ujung. 
  • Metode ini mungkin lebih disukai untuk pengobatan sekitar mata atau untuk anak-anak. Cryotherapy mungkin dianjurkan jika Anda memiliki kutil di wajah Anda. Hal ini karena risiko iritasi untuk metode ini lebih rendah daripada menggunakan asam salisilat.
Operasi
  • Dalam kebanyakan kasus, operasi tidak dianjurkan untuk mengobati kutil karena walaupunt elah di operasi kutil dapat kambuh lagi. 
  • Tujuan dari perawatan bedah adalah untuk menghapus semua jejak dari kutil. Teknik-teknik yang kadang-kadang digunakan untuk menghilangkan kutil pembedahan adalah dengan kuretase, dimana jaringan akan dihapus oleh gesekan atau dengan kauter, di mana jaringan dihancurkan dengan membakar menggunakan instrumen atau arus listrik
Pada condyloma acuminata, pengobatannya dengan 
  • podofilin 25%
  • Asam trikloroasetat
  • Bedah scapel
  • Laser karbondioksida

DAFTAR PUSTAKA
  • Buku ilmu penyakit kulit dalam kelamin fakultas kedokteran universitas indonesia : "Veruka",edisi ke 5,hal 112.2008
  • Muñoz N, Bosch FX, Castellsagué X, Díaz M, de Sanjose S, Hammouda D, Shah KV, Meijer CJ (2004-08-20). "Against which human papillomavirus types shall we vaccinate and screen? The international perspective". Int J Cancer 111 (2): 278–85
  • Wenner, R; Askari, SK, Cham, PM, Kedrowski, DA, Liu, A, Warshaw, EM (2007 Mar). "Duct tape for the treatment of common warts in adults: a double-blind randomized controlled trial". Archives of dermatology 143 (3): 309–13.
  • Sterling, J. C.; Handfield-Jones, S.; Hudson, P. M.; British Association of Dermatologists (2001). "Guidelines for the management of cutaneous warts". British Journal of Dermatology 144 (1): 4–11
  • Sumber link :
    • http://www.medicinenet.com/warts
    • http://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/tc/warts-and-plantar-warts-topic-overview
    • http://www.nhs.uk/Conditions/Warts/Pages/Introduction.aspx

Jumat, 29 Maret 2013

Tips-tips sebelum dan sesudah cabut gigi

Sebagian orang menganggap peristiwa cabut gigi sebagai saat-saat menakutkan karena membayangkan rasa nyeri. Agar cabut gigi tidak menakutkan lakukan hal-hal berikut usai anda cabut gigi.
Cabut gigi harus di lakukan seksama oleh dokter gigi atau dokter bedah mulut karena operasi kecil ini beresiko tinggi mengalami komplikasi. Maka itu dokter biasa nya tidak mau mencabut gigi jika seseorang dalam keadaan infeksi.  Terlebih dahulu Dokter akan memberikan anti biotik untuk membantu menyembuhkan infeksi, baru kemudian pada saat kunjungan berikut setelah infeksi membaik pencabutan bisa di laksanakan
Sebelum mencabut gigi, dokter akan memberikan anastesi (Bius) Lokal di daerah gigi yang akan di cabut guna mematikan rasa. Anastesi ini akan mencegah nyeri di seluruh tubuh, dokter mungkin akan merekomendasikan untuk tidak mengkonsumsi makanan atau minuman tertentu agar tidak bereaksi dengan obat anastesi.
Setelah gigi di cabut pasien biasa nya akan mengalami perdarahan dan pembengkakan sekitar 24-48 jam pertama setelah pencabutan gigi. Namun, kondisi ini bisa di atasi dengan cara-cara yang sederhana.
Jikabengkak dan nyeri tidak berkurang atau memburuk setelah lebih dua hari sebaik nya konsultasikan dengan dokter.
Cara mudah mengatasi bengkak setelah cabut gigi seperti di kutip dari Livestrong, senin (7/2/2011) yaitu :
  • Tempatkan kasa lembab di atas luka untuk mengendalikan perdarahan setelah gigi di cabut, ganti kasa setiap 30 menit sekali atau sesuai jadwal yang di rekomendasikan dokter.
  • Letakkan kantong es di sisi luar wajah dari tempat gigi yang di cabut. Biarkan kantong es kantong es selama 10-20 menit. Ulangi terus selama 12-24 jam pertama setelah gigi di cabut.
  • Letakkan kepala dengan posisi lebih tinggi dari badan selama 12-24 jam pertama setelah cabut gigi, jika memungkinkan hal ini juga di lakukan saat tidurLetakkan kompres hangat pada daerah yang bengkak 36 jam setelah gigi di cabut.
Selain itu ada beberapa hal yang harus di lakukan setelah cabut gigi agar tidak memperparah kondisi, yaitu :
  1. Jangan ganggu atau memegang luka yang ada
  2. Jauhkan jari dan ludah dari tempat gigi di cabut.
  3. Hindari merokok selama 72 jam setelah cabut gigi
  4. Jangan membuang ingus dengan keras kerana bisa menghambat proses pembekuan dan penyembuhan menjadi lebih lambat sehingga lebih bengkak.
  5. Mengkonsumsi makanan dan cairan lunak setelah cabut gigi, misal nya makan puding, yogurt, kentang tumbuk, bubur dan sup.
  6. Hindari Konsumsi alkohol selama minimal 48 jam setelah gigi di cabut

Cara Penanganan Dan Pencabutan Gigi Geligi

Pencabutan gigi — Pencabutan gigi yang ideal adalah pencabutan tanpa rasa sakit satu gigi utuh, atau akar gigi, dengan trauma minimal terhadap jaringan pendukung gigi, sehingga bekas pencabutan dapat sembuh dengan sempurna dan tidak terdapat masalah prostetik pascaoperasi di masa mendatang.

Dokter gigi harus berusaha untuk melakukan setiap pencabutan gigi secara ideal, dan untuk memperolehnya ia harus mampu menyesuaikan teknik pencabutan giginya agar bisa menangani kesulitan-kesulitan selama pencabutan dan kemungkinan komplikasi dari tiap pencabutan gigi yang dapat terjadi.

lndikasi untuk pencabutan gigi banyak dan bervariasi. Jika perawatan konservasi gagal atau tidak indikasi, sebuah gigi mungkin harus dicabut karena penyakit periodontal, karies, infeksi periapeks, erosi, abrasi, atrisi, hipoplasia, atau kelainan pulpa (seperti pupitis, ‘pink spot’ atau hiperplasia pulpa).

Trauma pada gigi atau rahang dapat menyebabkan berubahnya posisi sebuah gigi dari tempatnya. Lebih sering terjadi, akar gigi atau mahkota gigi tersebut fraktur atau hanya sebagian dari gigi tersebut yang berubah posisi dari tempatnya semula. Semua keadaan ini mengharuskan gigi yang rusak dicabut. Trauma yang lebih berat dapat menyebabkan fraktur tulang rahang, dan pada kasus seperti ini terkadang perlu mencabut gigi yang terletak pada garis fraktur. Kadang sebuah gigi yang sehat harus dicabut sebagai bagian dari rencana perawatan ortodonsi atau prostetik, atau sebelum memulai radiasi terapetik.

Pada dasarnya hanya ada dua cara pencabutan gigi. Cara pertama yang sering dilakukan pada kebanyakan kasus, biasanya disebut ‘pencabutan dengan tang’ yang terdiri atas pencabutan gigi atau akar gigi dengan menggunakan tang atau elevator (bein), atau keduanya. Bilah dari instrumen ini dipaksakan masuk ke dalam membran periodontal antara gigi dan akar gigi serta dinding soket tulang, dan kedua instrumen tang dan bein harus digunakan. Metode ini digambarkan sebagai pencabutan intra-alveolar dan dijelaskan dengan rinci pada bab II.

Metode pencabutan gigi yang lain adalah dengan pembelahan gigi atau akar gigi dari perlekatan tulangnya. Pemisahan ini dilakukan dengan membuang sehagian tulang yang menutupi akar gigi, kemudian pencabutan dilakukan dengan menggunakan bein dan atau tang. Teknik ini sering disebut `metode bedah`, tapi karena semua pencabutan gigi yang dilakukan adalah prosedur bedah, istilah yang lebih akurat dan lebih baik adalah pencabutan trans-alveolar (lihat bab III).

Prinsip mekanis dari pencabutan gigi — Tiga prinsip mekanis dalam pencabutan gigi adalah:
1. Perluasan soket tulang agar gigi yang terdapat di dalamnya bisa dicabut. Ini diperoleh dengan menggunakan gigi sebagai instrumen dilatasi, dan merupakan faktor terpenting dalam ‘pencabutan dengan tang’. Supaya berhasil, gigi yang ada harus dapat dijepit dengan kuat oleh ujung tang. Bentuk akar gigi harus cukup dapat membesarkan soket tulang, sehingga dapat dilakukan pencabutan gigi dari soketnya.

Soket tulang dapat diperbesar bila tulang mempunyai komposisi yang cukup elastis untuk dapat dilakukan perluasan. Elastisitas dari tulang adalah maksimal pada tulang muda, dan menurun dengan bertambahnya usia. Pada kebanyakan kasus, dilatasi dari soket tulang dapat disertai dengan fraktur kecil multipel dari tulang bagian bukal dan septum interradikuler. Fragmen tulang ini biasanya mempertahankan perlekatan periostealnya, dan harus dikembalikan ke tempatnya dengan penekanan jari setelah pencabutan gigi selesai dikerjakan. Semua fragmen tulang yang goyang lebih dari setengah perlekatan periosteal harus diangkat dari daerah bekas pencabutan karena adanya fragmen tulang tersebut dapat menyebabkan aliran darah tidak sempurna dan pecahan tulang tersebut menjadi mati. Adanya fragmen tulang yang nonvital merupakan penyebab perdarahan setelah dilakukan pencabutan, keterlambatan penyembuhan, serta infeksi pada daerah bekas pencabutan sampai dilakukan pengangkatan fragmen tulang tersebut. Karenanya makna dan pentingnya debri demen setelah pencabutan gigi adalah tidak berlebihan.

Jika bentuk akar gigi atau komposisi tulang tidak memungkinkan dilakukannya perluasan soket tulang, berarti harus dilakukan cara pencabutan trans-alveolar dengan atau tanpa pemisahan akar untuk gigi berakar banyak.

2. Penggunaan ungkitan dan filkrum untuk memaksa gigi atau akar gigi keluar dari soket dengan arah tahanan yang terkecil. Ini adalah faktor dasar penggunaan bein untuk pencabutan gigi dan akar gigi, dan penggunaan instrumen ini akan dijelaskan dengan rinci pada halaman 39¬43.

3. Dimasukkannya satu atau lebih pengganjal di antara gigi-akar gigi dan soket tulang, sehingga dapat menyebabkan gigi terungkit ke luar dari soketnya (Gambar 2). Pada kebanyakan kasus, faktor ini dapat diabaikan bila tulang alveolar tempat gigi tertanam elastis. Meskipun demikian, hal ini dapat menjelaskan mengapa beberapa akar konus dari gigi premolar bawah dan molar terkadang ‘melompat’ dari soket tulang begitu ujung tang menjepitnya.

Persiapan praoperasi — Persiapan praoperasi yang baik untuk berjaga-jaga terhadap kesulitan atau komplikasi yang mungkin timbul adalah dasar teknik pencabutan gigi yang berhasil Waktu yang terbuang untuk melakukan persiapan praoperasi tidak pernah sia-sia!

Riwayat penyakit umum, ketegangan, ketahanan tubuh terhadap anastesi inhalasi, atau adanya masalah dalam pencabutan gig: terdahulu, akan mempengaruhi pilihan anastesi (lihat halaman 12), dan metode yang dipilih untuk pencabutan gigi. Selama anamnesis, dapat dilakukan penilaian terhadap kondisi umum pasien, serta memperhatikan ukuran mulut dan rahang pasien. Selanjutnya diperhatikan pula kebersihan umum mulut pasien dan efisiensi dart kebersihan mulut. Bila diperlukan, dan memungkinkan, harus dilakukan pembersihan karang gigi sebelum pencabutan khususnya pada pasien yang mengabaikan keadaan mulutnya, paling tidak seminggu sebelum pencabutan gigi dilakukan. Kalkulus, timbunan sisa makanan, dan peradangan kronis biasanya terjadi bersamaan, dan proses penyembuhan dapat terhambat, kecuali mulut telah dibersihkan dengan cermat sebelum dilakukan pencabutan gig). Juga ada kemungkinan pasien menelan pecahan kalkulus atau materi terinfeksi lain selama pencabutan, khususnya bila tindakan pencabutan dilakukan di bawah anastesi umum pada kursi dokter gigi. Ketidaksengajaan tersebut dapat menyebabkan infeksi paru-paru.

Pemeriksaan klinis secara cermat dari gigi yang akan dicabut beserta struktur penyangganya selalu memberikan informasi yang berharga. Gigi mungkin mempunyai tambalan atau karies yang besar, miring atau rotasi, kencang atau goyang, dengan struktur penunjang yang terkena penyakit atau hipertrofi. Akses untuk mengeluarkan gigi dan besarnya serta tempat sisa gigi yang masih sehat harus benar-benar diperhatikan. Gigi dengan mahkota klinis yang pendek dan lebar seringkali memiliki akar yang panjang, sedangkan gigi dengan mahkota bertanda atrisi biasanya memiliki ruang pulpa yang sudah mengalami kalsifikasi dan rapuh. Gigi seperti ini sering terietak di dalam tulang yang padat, dan permukaan lempeng luar tulang berbentuk cembung. Gigi tanpa pulpa biasanya memiliki akar gigi yang telah teresorpsi dan sering amat rapuh.

Pada beberapa keadaan pemeriksaan praoperasi yang lengkap hanya dapat dilakukan bila pemeriksaan klinis ditunjang pula oleh pemeriksaan radiografi sebelum pencabutan gigi. Bukanlah suatu kebiasaan untuk selalu melakukan pemotretan radiografi sebelum pencabutan gigi dilakukan, tetapi pemeriksaan radiografi harus dilakukan bila ada salah satu indikasi dibawah ini.

Indikasi umuk pemeriksaan radiografi sebelum pencabutan gigi:
1. Adanya riwayat kesulitan dalam pencabutan gigi sebelumnya.
2. Adanya gigi yang Secara abnormal menghambat pencabutan gigi dengan tang.
3. Bila setelah pemeriksaan klinis diputuskan untuk mencabut gigi dengan pembelahan.
4. Adanya gigi atau akar gigi yang berdekatan dengan antrum (sinus) maksilaris, saraf alveolaris inferior, dan saraf mentalis
5. Semua gigi molar ketiga bawah, termasuk premolar, atau gigi kaninus yang berubah posisinya. Bentuk akar gigi-gigi tersebut biasanya abnormal.
6. Gigi dengan restorasi besar atau tidak berpulpa lagi. Gigi ini secara normal sangat rapuh,
7. Gigi yang terkena penyakit periodontal disertai sklerosis tulang pendukungnya. Gigi seperti ini terkadang mengalami hipersementasi dan rapuh.
8. Gigi dengan riwayat trauma. Fraktur dari akar gigi dan/atau tuang alveolar dapat terjadi.
9. Gigi molar alas yang terisolasi, khususnya bila gigi tersebut tidak mempunyai antagonis dan supra-erupsi. Tulang pendukung dari gigi tersebut sering diperlemah dengan adanya sinus maksilaris yang besar. Ini dapat menyebabkan terbentuknya hubungan oro-antral atau fraktur tuber maksilaris.
10. Gigi dengan erupsi sebagian atau gigi tidak erupsi atau akar gigi yang tersisa.
11. Gigi dengan mahkota gigi abnormal atau erusi terlambat, mungkin menunjukkan adanya dilaserasi, geminasi, atau odontoma yang besar.
12. Setiap keadaan yang mamicu abnormalitas gigi atau tulang alveolar seperti:
a. Osteitis deformans, yaitu akar gigi hipersementosis dan terdapat kecenderungan osteomielitis kronis.

b. Disostosis kleido-kranial, karena pada keadaan ini terjadi pseudoanodonsia dan akar gigi yang bengkok.

c. Pasien yang menerima terapi radiasi pada rahang biasanya memiliki kecenderungan osteoradionekrosis.

d. Osteopetrosis. yang menyebabkan pencabutan gigi menjadi sulit dancenderung menimbulkan osteomielitis kronis.
Persyaratan dari radiografi prapencabutan — Gambaran radiografi sebelum pencabutan gigi harus menunjukkan struktur akar gigi dan tulang alveolar yang mengelilingi gigi secara keseluruhan. Pada banyak kasus, foto periapikal intraoral sudah cukup, tapi kadang-kadang foto oblik lateral ekstraoral dari mandibula diperlukan untuk melihat keseluruhan akar gigi, atau kondisi, struktur dan jumlah tulang pendukung.

Foto yang baik sekalipun akan menjadi sia-sia bila tidak diinterpretasikan dengan cermat.
Penggunaan kaca pembesar dan viewer box amat membantu interpretasi dan memungkinkan faktor-faktor penyebab kesulitan pencabutan dibawah ini dapat dideteksi:
1. Kelainan jumlah akar gigi.
2. Kelainan bentuk akar gigi.
3. Pola akar yang tidak menguntungkan.
4. Karies yang meluas ke akar gigi atau ke massa akar.
5. Fraktur atau resorpsi akar gigi.
6. Hipersementosis akar gigi.
7. Ankilosis.
8. Geminasi.
9. Gigi impaksi.
10. Sklerosis tulang dan lesi patologis.

Meskipun amat mudah mendiagnosis daerah tempat sklerosis tulang secara radiografis, gambaran akurat dari sklerosis tulang menyeluruh hanya mungkin terlihat bila digunakan teknik pemotretan dan cara proses foto yang telah baku. Petunjuk yang meskipun kurang akurat, tapi dapat dipakai, adalah berdasarkan pada ukuran ruangan tulang spongiosa yang terlihat pada gambaran radiografi. Ruangan yang besar biasanya ditemukan pada tulang yang elastis, dimana ruangan kecil yang dikelilingi oleh trabekula yang tebal dan radiopak menunjukkan sklerosis tulang.

Interpretasi radiografi secara cermat juga dapat menunjukkan kemungkinan komplikasi di bawah ini.
1. Keterlibatan, dan kerusakan pada saraf alveolaris inferior dan saraf mentalis.
2. Terjadinya hubungan oro-antral atau oro-nasal.
3. Tetap adanya lesi patologis dalam tutang.
4. Masuknya gigi atau akar gigi ke dalam sinus maksilaris.
5. Fraktur tuber maksilaris.

Sekali kesulitan dan kemungkinan komplikasi terdiagnosis, metode pencabutan gigi yang akan digunakan dapat diputuskan, dan jenis anastesi yang akan dipakai sudah bisa mulai dipikirkan.
Istilah ‘analgesia’ dan ‘anastesi’ sering digunakan secara tidak tepat, seolah kedua kata tersebut merupakan sinonim. Analgesia adalah hilangnya rasa sakit tanpa kehilangan sensasi indera lainnya (seperti terhadap temperatur dan tekanan). Anastesi adalah kehilangan semua bentuk kesadaran, dan sering disertai dengan hilangnya fungsi motorik.

Anastesi atau analgesia yang dapat mempengaruhi hanya sebagian tubuh dikenal sebagai anastesi atau analgesia lokal. Jika seluruh tubuh terpengaruh, istilah anastesi atau analgesia umum dapat digunakan. Istilah anastesi lebih disukai daripada analgesia di dalam pencabutan gigi.