Selasa, 22 Maret 2011

Antibiotik bukan Permen! Pemanfaatannya yang Benar dan Efek Negatifnya bila Dikonsumsi Sembarangan


Pernahkah anda suatu hari menderita penyakit flu ringan atau influenza dan dengan inisatif sendiri membeli obat antibiotik di apotik atau toko obat? Kalau iya, saatnya anda meninggalkan kebiasaan tersebut. Di samping ketidaktahuan, masih dirasa mahalnya berobat ke dokter menjadi alasan pasien mengobati dirinya sendiri. Belum lagi aturan dan pengawasan terhadap apotik yang tidak serius oleh pemerintah mengakibatkan pasien bisa membeli langsung obatnya tanpa memakai resep.
Yang lebih memprihatinkan adalah dokter sendiri meresepkan obat antibiotik yang sebenarnya tidak memiliki indikasi klinis.

Pemberian antibiotik yang berlebihan dan tanpa ada indikasi pada akhirnya akan merugikan pasien sendiri dan petugas medis karena akan meningkatkan resitensi kuman. Tentu biaya kesehatan pun akan meningkat pula.
Meskipun perkembangan antibiotik sudah sedemikian sangat maju tapi terjadinya resistensi juga sudah begitu mengkhawatirkan sehingga hal tersebut tidak boleh dianggap remeh. Pemberian antibiotik secara sembarangan juga akan membunuh bakteri yang normalnya ada dan berperan menjaga keseimbangan dengan melawan berkembangnya bakteri jahat yang bisa menyerang tubuh setiap saat. Pada anak-anak pemberian antibiotik yang tidak sesuai indikasi akan mengurangi kekebalan tubuh anak melawan infeksi sehingga daya tahan tubuhnya akan lemah. Akibatnya anak akan gampang terserang penyakit meskipun pada dasarnya penyakit tersebut sebenarnya bisa dilawan sendiri oleh sistem kekebalan tubuh.
Perlu diketahui pula bahwa sifat antibakteri antara satu antibiotik dengan antibiotik lainnya berbeda. Ada antibiotik yang khusus mengobati penyakit ini dan ada antibiotik yang khusus mengobati penyakit itu. Makanya apabila penggunaannya salah selain penyakitnya tidak sembuh akan menimbulkan resistensi silang. Suatu saat penyakit menyerang antibiotiknya sudah tidak mempan lagi.

Berikut hal-hal yang mesti diperhatikan ketika menggunakan antibiotik:
1. Gunakan antibiotik hanya atas indikasi. Apabila penyakitnya penyebabnya bukan infeksi bakteri seperti flu biasa, demam atau batuk yang ringan dan baru terjadi. Berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai.
2. Apabila minum antibiotik, minumlah obat sampai benar-benar sembuh dan dengan dosis sesuai anjuran dokter. Minum antibiotik yang tidak tuntas akibat merasa sudah sembuh padahal masih ada bakteri yang hidup meningkatkan resistensi.
3. Tanyakan ke dokter kira-kira penyakit infeksi yang anda derita penyebabnya bakteri atau virus. Apabila penyebabnya virus dan dokter meresepkan antibiotik beranilah menolak. Meminta resep vitamin akan lebih bermanfaat bagi anda.
4. Gunakan antibiotik sesuai keperluannya saja (sesuai penyakitnya), apabila ternyata di rumah anda tersedia antibiotik sisa berobat ke dokter kemarin jangan digunakan lagi. Mungkin saja penyakit anda sekarang penyebabnya berbeda dengan yang dulu.

LIPOMA

Deskripsi


Lipoma adalah tumor jinak yang tumbuh di bawah kulit dan merupakan endapan lemak. Tumor ini jarang berubah menjadi tumor ganas. Lipoma lebih sering ditemukan pada wanita dan lebih sering tumbuh di lengan, batang tubuh dan leher bagian belakang. Beberapa orang hanya memiliki 1 lipoma, sedangkan yang lainnya memiliki beberapa buah lipoma.

Gejala
Tanda dari Lipoma adalah benjolan berbentuk bulat atau lonjong yang teraba lembut pada lengan, batang tubuh atau leher bagian belakang. Benjolan tersebut jarang menimbulkan masalah, tetapi kadang menyebabkan nyeri.

Pengobatan
Pengobatan dapat dilakukan dengan melakukan pembedahan atau sedot lemak.

Beberapa obat atau penyakit yang mungkin berhubungan adalah sebagai berikut: Rhabdomyosarcoma, Mati Rasa dan Kesemutan, Kanker Vulva, Frotteurisme, Flu Burung,

LIPOMA

DEFINISI

Lipoma adalah tumor jinak yang tumbuh di bawah kulit dan merupakan endapan lemak.

Beberapa orang hanya memiliki 1 lipoma, sedangkan yang lainnya memiliki beberapa buah lipoma.
Lipoma lebih sering ditemukan pada wanita dan lebih sering tumbuh di lengan, batang tubuh dan leher bagian belakang.

Lipoma adalah tumor jinak dan jarang berubah menjadi ganas.


GEJALA

Lipoma tampak sebagai benjolan berbentuk bulat atau lonjong yang teraba lembut pada lengan, batang tubuh atau leher bagian belakang.
Lipoma jarang menimbulkan masalah, tetapi kadang menyebabkan nyeri.















Lipoma di lengan

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.

Jika terjadi perubahan, bisa dilakukan biopsi.

PENGOBATAN

Jika menimbulkan gangguan, lipoma bisa diangkat melalui pembedahan atau penyedotan lemak (liposuction).



Herba untuk mengobati & mencegah Lipoma

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Lipoma adalah suatu benjolan jinak yang terdiri dari jaringan lemak. Penyebab pasti terjadinya lipoma tidak diketahui. Secara medis lipoma ini tidak membahayakan, hanya saja akan menggaggu secara kosmetik, apalagi jika tedapat di daerah yang tidak tertutp pakaian. Pengobatan yang dianjurkan untuk lipoma adalah dengan pengangkatan melaui tindakan bedah ringan. Tetapi untuk mencegah agar lipoma tersebut tidak membesar atau bertambah banyak, maka saran saya adalah :
1. Rutinkan berpuasa sunnah senin dan kamis.
2. Rajin dan rutin berolah raga.
3. Hindari makanan tinggi lemak,
4. Rutinkan konsumsi jus brokoli atau wortel.
5. Memperbanyak konsumsi sayur dan buah.
6. Rutin mengkonsumsi bawang putih ( 3 siung pagi dan 3 siung sore)
Mudah – mudahan dengan cara tersebut lipoma tidak bertambah besar dan banyak, dan mudah – mudahan bisa mengecil. Allohu'alam bis showab.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jumat, 18 Maret 2011

Penilaian Umum dan Tanda‐tanda Vital

Umur
Ciri-ciri wajah pasien dan struktur tubuh harus sesuai dengan keterangan umur yang dinyatakan oleh pasien. Jika pasien nampak jauh leih tua dari umurnya, mungkin hal itu merupakan tanda penyakit kronis, akibat konsumsi alkohol atau merokok.
Warna Kulit
Perubahan sianosis dapat mudah diamati pada bibir dan rongga mulut, sedangkan pallor dan jaundice mudah dideteksi dari warna jari kuku dan konjungtiva mata. Warna kulit pasien harus rata dan pigmentasi harus konsisten dengan latar belakang genetik pasien. Lesi adalah area pada jaringan yang terganggu fungsinya akibat penyakit tertentu atau trauma fisik. Cyanosis adalah warna kebiruan akibat jumlah oksigen dalam darah yang tidak adekuat; mungkin karena nafas pendek/shortness of breath (kesulitan bernafas), penyakit paru-paru, gagal jantung, atau tercekik. Pallor adalah kulit yang pucat yang tidak normal akibat berkurangnya aliran darah atau berkurangnya kadar hemoglobin, dan dapat disebabkan oleh berbagai keadaan penyakit (misalnya anemia, syok, kanker). Jaundice adalah warna kulit menjadi kuning akibat bilirubin berlebih (pigmen empedu) dalam darah. Hal ini dapat merupakan indikasi adanya penyakit hati atau saluran empedu yang tersumbat oleh batu empedu.
Wajah
Gerakan wajah harus simetris, dan ekspresi wajah harus sesuai dengan perkataan pasien (misalnya pasien mengatakan kepada anda bahwa dia baru saja didiagnosis kanker, dan dia nampak kaget dan sedih). Jika salah satu sisi wajah paralisis (tidak bergerak), pasien mungkin mengalami stroke atau trauma fisik atau salah satu bentuk paralisis sementara yang disebut palsi Bell. Wajah yang datar atau ekspresi seperti topeng, di mana pasien tidak menunjukkan emosi pada wajah, mungkin terkait dengan penyakit Parkinson dan depresi. Ekspresi wajah yang tidak sesuai dengan perkataan dapat merupakan indikasi adanya penyakit kejiwaan.
Tingkat Kesadaran
Pasien harus waspada dan sadar akan waktu, tempat dan orang. Disorientasi terjadi pada gangguan otak (misalnya delirium, demensia), stroke, dan trauma fisik. Pasien letargi umumnya mengantuk dan mudah tertidur, terlihat mengantuk, dan merespon pertanyaan dengan sangat lambat. Pasien stupor hanya merespon jika digoncang dengan keras dan terus menerus dan hanya dapat member jawaban yang terdengar seperti menggerutu tidak jelas. Pasien yang sama sekali tidak sadar (pasien koma) tidak merespon stimulus dari luar ataupun nyeri.
Tanda-Tanda Distress Akut
Tanda-tanda distress pernafasan termasuk nafas pendek, wheezing atau menggunakan otot-otot aksesori untuk membantu bernafas. Wajah pasien yang menunjukkan rasa sakit atau pasien yang mencengkeram bagian tubuh mungkin merupakan tanda-tanda nyeri yang sangat parah. Distres emosi dapat muncul sebagai rasa gelisah, tegang, mudah terkejut dan/atau menangis.
Nutrisi
Berat badan pasien harus sesuai dengan tinggi badannya, dan lemak tubuh harus terdistribusi merata. Obesitas di mana lemak terutama pada wajah, leher dan dada sedangkan tungkai tangan dan kaki kurus dapat disebabkan oleh sindroma Cushing (hiperadrenalin) atau karena penggunaan kortikosteroid. Jika pinggang pasien lebih besar daripada pinggul, maka pasien ini mempunyai resiko tinggi akan mengalami penyakit yang terkait dengan obesitas (misalnya diabetes, hipertensi, penyakit arteri koroner) Jika pasien tampak kakhektik, atau pasien kelihatan sangat kurus dengan mata cekung dan pipi tirus, ini merupakan tanda penyakit wasting kronik (misalnya kanker, starvasi, dehidrasi).
Struktur Tubuh
Kedua sisi tubuh pasien harus terlihat dan bergerak sama. Pasien harus berdiri tegak sesuai usianya. Posisi seperti tripod, di mana pasien duduk condong ke depan dengan tangan bersandar pada lengan kursi atau pada lutut, berkaitan dengan adanya penyakit respirasi misalnya emfisema atau penyakit paru obstruktif kronik (COPD). Amati jika ada deformitas fisik.
Pakaian Dan Penampilan
Pakaian pasien harus sesuai dengan cuaca, bersih, dan pas. Pasien harus kelihatan bersih dan berpenampilan sesuai usia, jenis kelamin, pekerjaan, golongan sosial ekonomi dan latar belakang budayanya.
Sikap
Pasien harus mau bekerjasama/kooperatif dan berinteraksi dengan baik. Berbicara jelas dan dapat dimengerti, dengan pilihan kata yang sesuai dengan tingkat pendidikan dan budayanya.
Mobilitas
Cara berjalan pasien harus lancar, tetap dan seimbang dan kaki sesuai lebar bahu. Jika pasien terlihat ragu-ragu atau sulit untuk berjalan, berjalan pendek-pendek dan susah payah, dan merasa sulit untuk berhenti mendadak, biasanya berkaitan dengan penyakit Parkinson. Ataksia adalah keadaan gemetar dan terhuyung-huyung, berjalan tidak tegak yang mungkin disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan atau obat tertentu (barbiturat, benzodiazepin, stimulan sistem saraf pusat).
PARAMETER FISIK
Parameter fisik yang diukur sebagai bagian dari penilaian umum menggambarkan status kesehatan pasien secara umum. Parameter fisik tersebut termasuk
1. tinggi badan,
2. berat badan,
3. tanda-tanda vital.
Tinggi Badan
Tinggi badan seseorang menunjukkan latar belakang genetik dan rutin digunakan untuk mengevaluasi proporsi tubuh. Tinggi badan juga dapat dibandingkan dengan hasil pengukuran sebelumnya untuk melihat ada tidaknya penurunan densitas tulang atau osteoporosis, di mana tinggi badan akan menurun sejalan dengan progresi penyakit. Ukur tinggi badan dengan cara meminta pasien berdiri tegak, tanpa sepatu, bersandar pada bagian permukaan vertikal yang datar dari suatu alat pengukur, misalnya tiang pada alat penimbang berat badan. Letakkan garis pengukur pada kepala dan lihat berapa angka pada tiang pengukur tinggi badan. Tinggi badan dapat dicatat dalam satuan centimeter atau inci.
Berat Badan
Berat badan seseorang menunjukkan status nutrisi dan status kesehatan secara umum dan paling baik diukur dengan alat timbang badan terstandarisasi. Pasien harus melepas sepatu dan pakaian luarnya yang berat sebelum berdiri di alat timbang. Jika diperlukan pengukuran berat badan serial, maka sebaiknya dilakukan penimbangan pada waktu/jam yang sama setiap hari dan pasien mengenakan pasien yang sama/mirip. Berat badan dapat dinyatakan dalam pound atau kilogram. Untuk menilai berat badan pasien, sebaiknya digunakan indeks massa tubuh (body mass index/BMI), yang menggambarkan berat dan tinggi bada relatif dan berkorelasi langsung dengan kandungan lemak total tubuh, BMI dihitung dengan rumus berikut:
Metrik : BMI = berat badan (kg) / tinggi badan (m2)
Non‐metrik : (Berat badan (pounds) / tinggi badan (inches2) x 703
Selain itu, berbagai tabel dan nomogram juga dapat digunakan untuk menentukan
BMI.

TANDA-TANDA VITAL
Pengukuran tanda-tanda vital memberikan informasi yang berharga terutama mengenai status kesehatn pasien secara umum. Tanda-tanda vital meliputi (i) temperatur/suhu tubuh, (ii) denyut nadi, (iii) laju pernafasan/respirasi, dan (iv) tekanan darah. Pengukuran ini harus dibandingkan dengan rentang normal sesuai usia pasien dan hasil pengukuran sebelumnya, jika ada.
Temperatur/Suhu Tubuh
Untuk menjaga fungsi metabolisme normal, suhu tubuh secara umum diatur oleh hipotalamus agar selalu berada pada rentang suhu yang sempit. Produksi panas, yang terjadi sebagai bagian dari metabolism dan ketika berolahraga, diseimbangkan dengan hilangnya panas terutama melaui penguapan keringat. Rentang suhu tubuh normal untuk dewasa asalah 36,4-37,2°C (97,5 – 99,0 °F). Suhu tubuh normal dapat dipengaruhi oleh ritme biologis, hormon-hormon, olahraga dan usia. Fluktuasi diurnal sekitar 1°C biasa terjadi, dengan suhu terendah pada awal pagi hari dan tertinggi pada akhir sore hari sampai menjelang malam. Pada wanita, sekresi progesterone pada saat ovulasi hingga saat menstruasi mengakibatkan peningkatan suhu tubuh 0,5°C. Olahraga yang sedang sampai berat juga meningkatkan suhu tubuh. Pada anak-anak, variasi suhu normal lebih lebar karena mekanisme pengaturan panasnya masih belum matang. Sejalan dengan pertambahan usia, suhu rata-rata tubuh menurun dari 37,2°C (99,0°F) pada anak-anak menjadi 37°C (98,6°C) pada dewasa dan menjadi 36°C pada orang lanjut usia. Pengukuran suhu tubuh merupakan bagian rutin pada hampir semua penilaian klinis, karena dapat menggambarkan tingkat keparahan penyakit (misalnya, infeksi). Suhu tubuh dapat dicatat dalam derajat Celcius atau derajat Fahrenheit, dan berikut ini adalah konversi antara keduanya:
C = 5/9 x (°F – 32)
F = (9/5 x °C) + 32
Sebagai contoh:
37°C = (9/5 x 37) + 32
= 66,6 + 32
= 98,6 °F
Suhu tubuh dapat diukur dengan berbagai alat thermometer (thermometer gelas, elektronik, timpani) dan berbagai rute (per oral, rectal, axilla, tympani). Karena faktor lingkungan polusi merkuri, kebanyakan termometer dan sfigmomanometer yang menggunakan merkuri diganti dengan peralatan elektronik.

Rute oral Rute ini merupakan rute pengukuran suhu tubuh yang akurat dan mudah dilakukan pada pasien yang sadar. Temperatur tubuh pada dewasa yang diukur melalui rute oral adalah 37°C (98,6 °F). Untuk mengukur suhu tubuh menggunakan cara oral:
• Letakkan ujung termometer ke bawah lidah pasien pada sebelah kiri atau kanan sublingual posterior, bukan pada bagian depan lidah (cek bahwa probe plastik disposable terpasang pada ujung termometer)
• Kemudian instruksikan pada pasien untuk tetap menutup bibirnya
• Jaga agar termometer tetap pada tempatnya sampai termometer berbunyi (termometer elektronik biasanya dapat mengukur suhu dalam waktu 20-30 detik)
• Kemudian ambil termometer dari mulut pasien dan baca berapa angkanya.
Rute rektal Rute rektal merupakan rute pilihan untuk pasien-pasien yang bingung, koma, atau tidak dapat menutup mulut karena intubasi, mandibulanya dikawat, bedah facial, dan sebagainya. Rute rektal juga umum dipakai untuk mengetahui temperatur tubuh bayi (lihat bagian Pediatrik). Rute rektal merupakan cara paling akurat untuk mengukur temperatur tubuh. Dengan cara ini, suhu tubuh dewasa yang terukur normalnya adalah 37,5°C (99,5 °F), 0,5°C (1°F) lebih tinggi daripada rute oral.
Untuk mengukur suhu tubuh menggunakan rute rektal:
• Bantu pasien pada posisi lateral dengan kaki bagian atas tertekuk
• Gunakan sarung tangan
• Lubrikasi termometer rektal
• Masukkan termometer 2-3 cm (1 inci) ke dalam rektum
• Biarkan selama 2 menit
• Kemudian tarik dan baca angkanya.
Rute axilla Rute axilla digunakan hanya jika rute oral dan rectal tidak dapat dilakukan, rute axilla ini aman dan akurat untuk pasien bayi dan anak-anak. Suhu tubuh dewasa yang diukur melalui rute axilla adalah 36,5°C (97,7°F), yang berarti 0,5°C lebih renadak daripada rute oral.
• Untuk mengukur suhu tubuh dengan rute axilla:
• Letakkan termometer di ketiak di tengah axilla.
• Termometer dijepit di bwah lengan pasien.
• Lipat lengan pasien ke dadanya agar termometer tetap di tempatnya.
• Biarkan termometer selama 5 menit pada anak-anak dan 10 menit pada psien
dewasa. Rute timpani Termometer untuk rute timpani mempunyai ujung probe yang diletakkan ke dalam telingan. Termometer ini memiliki sensor inframerah yang mendeteksi suhu darah yang mengalir melalui gendang telinga. Metode ini tidak invasif, cepat dan efisien. Untuk mengukur suhu tubuh melalui rute timpani ini:
• Pasang penutup disposable yang baru pada ujung probe
• Letakkan probe ke dalam kanal telinga pasien (Gambar 5-5)
• Hati-hati jangan memaksa probe dan jangan menutup kanal.
• Hidupkan alat dengan memencet tombol.
• Baca angka yang muncul dalam 2-3 detik.
Denyut Nadi
Ketika jantung berdenyut. jantung memompa darah melalui aorta dan pembuluh darah perifer. Pemompaan ini menyebabkan darah menekan dinding arteri, menciptakan gelombang tekanan seiring dengan denyut jantung yang pada perifer terasa sebagai
denyut/detak nadi. Denyut nadi ini dapat diraba/palpasi untuk menilai kecepatan jantung, ritme dan fungsinya. Karena mudah diakses, nadi pada radial tangan adalah metode yang paling banyak digunakan untuk mengukur kecepatan jantung; dipalpasi melalui arteri tangan (radial) pada pergelangan tangan anterior.
Untuk mengukur nadi radial:
• Letakkan jari pertama dan kedua pada pergelangan tangan pasien antara tulang
medial dan radius (Gambar 5-6).
• Tekan sampai nadi dapat teraba, tetapi hati-hati jangan samapi mengoklusi arteri
(denyut nadi tidak akan teraba).
• Hitung jumlah denyut dalam 30 detik, dan jika ritmenya teratur, kalikan dua
jumlah tadi.
• Hindari menghitung nadi hanya dalam 15 detik, karena kesalahan 1-2 denyut saja akan mengakibatkan kesalahan 4-8 kali kesalahan pada evaluasi kecepatan detak janutng. Juga, lebih mudah mengalikan dua daripada mengalikan denyut janutng empat kali.
• Jika ritme tidak teratur, hitung denyut nadi dalam 1 menit.
Catat temuan dalam denyut per menit (beats per minute/bpm). Kecepatan detak jantung normal untuk berbagai usia dapat dilihat pada Tabel 5-3. Pada dewasa, kecepatan jantung kurang dari 60 bpm disebut bradikardia, dan kecepatan jantung lebih dari 100 bpm disebut takhikardia. Namun, atlet yang baik kondisinya, dapat menunjukkan kecepatan jantung krang dari 60 bpm, dan kecepatan janutng lebih dari 100 bpm dapat terjadi pada pasien yang berolahraga atau gelisah. Selain kecepatan denyut nadi, ritme denyut nadi juga harus dievaluasi. Normalnya, ritme nadi adalah tetap dan rata. Jika ritme tidak teratur, disebut aritmia.

Kecepatan jantung normal untuk berbagai kelompok usia
Usia Kecepatan jantung (BPM)
Bayi baru lahir (newborn) 70‐170
1‐6 tahun 75‐160
6‐12 tahun 80‐120
Dewasa 60‐100
Usia Lanjut 60‐100
Atlet yang terkondisi baik 50‐100
Kekuatan setiap kontraksi jantung, yang dinyatakan sebagai volume stroke jantung, dapat dievaluasi dengan cara meraba/palpasi nadi. Biasanya, nadi yang normal dapat dengan mudah dipalpasi, tidak “muncul lalu hilang”, dan tidak mudah terobstruksi. Kekuatan nadi ini dapat digambarkan secara subyektif menggunakan 4 skala berikut:
0 Absen/tidak ada
1+ Lemah
2+ Normal
3+ Penuh
Kecepatan Pernafasan (Respiratory Rate/RR)
Inspeksi dilakukan untuk mengevaluasi kecepatan pernafasan pasien. Karena kebanyakan orang tidak menyadari pernafasannya dan mendadak menjadi waspada terhadap pernafasannya dapat mengubah pola pernafasan normalnya, maka jangan memberitahu pasien ketika mengukur kecepatan pernafasannya.
Untuk mengukur kecepatan pernafasan:
• Jaga agar posisi pasien tetap selama melakukan pengukuran kecepatan pernafasan.
• Amati dada atau abdomen pasien selama respirasi
• Hitung jumlah pernafasan (inhalasi dan ekshalasi dihitung sebagai satu pernafasan) dalam 30 detik, dan jika ritme teratur, kalikan dua jumlah tadi.
• Jika ritme tidak teratur, hitung jumlah nafas dalam 1 menit.
• Catat nilai sebagai respirasi per menit (rpm).
Kecepatan pernafasan normal bervariasi tergantung usia (lihat Tabel 5-4). Untuk dewasa, kecepatan nafas kurang dari 12 rpm disebut bradipnea dan kecepatan nafas lebih dari 20 rpm disebut takhipnea (untuk penilaian lebih mendetil mengenai sistem pernafasan.

Kecepatan pernafasan normal untuk berbagai kelompok usia
Usia Pernafasan (rpm)
2‐6 tahun 21‐30
6‐10 tahun 20‐26
12‐14 tahun 18‐22
Dewasa 12‐20
Lanjut usia 12‐20
Tekanan Darah
Tekanan darah adalah kekuatan darah ketika mendorong dinding arteri. Tekanan darah tergantung pada luaran kardiak, volume darah yang diejeksi oleh ventrikel permenit, dan tahanan pembuluh darah perifer. Kecepatan jantung, kontraktilitas dan volume darah total, yang tergantung pada kadar natrium, mempengaruhi luaran jantung (cardiac output). Viskositas darah arteri dan elastisistas dinding mempengaruhi tahanan pembuluh darh vaskular.
Tekanan darah mempunyai dua komponen: sitolik dan diastolik. Tekanan darah sistolik menggambarkan tekanan maksimum pada arteri ketika kontraksi ventrikel kiri (atau sistol), dan diatur oleh volume stroke (atau volume darah yang dipompa keluar pada setiap denyut janutng). Tekanan darah diastolik adalah tekanan saat istirahat yaitu tekanan dari darah antar kontraksi ventrikel.
Tujuan obyektif utama mengidentifikasi, memberikan terapi dan memantau tekanan darah pasien adalah untuk menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler serta angka kesakitan dan kematian yang terkait. Oleh karena itu, pengukuran tekanan darah yang akurat sangat penting, karena pengukuran ini menjadi dasar keputusan klinis yang vital, misalnya untuk menyesuaikan terapi antihipertensi untuk pasien. Metode pemeriksaan Metode pemeriksaan yang paling umum digunakan untuk menentukan tekanan darah pasien adalah metode tak langsung, metode auskultasi menggunakan stetoskop dan sfigmomanometer. Bagian alat yang digunakan untuk diikatkan pada lengan berisi kantong karet yang dapat mengembang. Kantongnya terhubung ke manometer. Karena manometer aeroid mudah hanyut, maka harus dikalibrasi paling sedikit sekali setahun dan harus ditinggalkan pada keadaan nol. Karena lingkar lengan berbeda-beda, maka juga tersedia berbagai macam ukuran pengikat lengan (misalnya untuk anak-anak, dewasa, dan orang dewasa yang besar).
Untuk menentukan ukuran pengikat lengan ini bandingkan panjang kantong pengukur tekanan darah tadi dengan lingkar lengan pasien. Anda harus merasakan kantong di dalam pengikat lengan tadi. Untuk pengukuran yang paling akurat, panjang kantong harus paling sedikit 80% lingkar lengan.
Aliran darah dalam arteri menghasilkan suara yang spesifik, yang disebut suara
Korotkoff yang terjadi dalam 5 fase:
Fase I : lemah, jelas dan ketuk (tekanan sistolik)
Fase II : swooshing
Fase III: nyaring (crisp), lebih intensif (tapping)
Fase IV : muffling (pada dewasa hal ini menunjukkan keadaan hiperkinetik jika fase ini terus berlangsung selama pengikat lengan mengempis).
Fase V : hilangnya suara (pada dewasa, tekanan diastolik).

Suara-suara ini digunakan untuk mengidentifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik. Agar dapat mengukur dengan sangat akurat, ikuti langkah-langkah berikut:
• Tanyakan kepada pasien apakah pasien merokok atau mengkonsumsi kafein dalam 30
menit sebelum pemeriksaan. Jika ya, catat informasi ini.
• Pasien harus didudukkan pada kursi dengan punggung tersangga dan lengan kosong
dan disangga pada keadaan paralel setara jantung.
• Pengukuran dimulai paling sedikit setelah 5 menit beristirahat.
• Tentukan ukuran pengikat lengan yang sesuai untuk pasien (lihat Gambar 5-8).
• Palpasi arteri brakhial sepanjang lengan atas bagian dalam.
• Posisikan agar kantong yang ada pada pengikat lengan di tengah di atas arteri
brakhial, kemudian ikat pengikat lengan tadi agar pas melingkari lengan, usahakan
ujung tepi bawah pengikat lengan tersebut 1 inci di atas antekubital.
• Posisikan manometer agar lurus terhadap pandangan mata.
• Instruksikan pada pasien untuk tidak berbicara selama pengukuran.
• Tentukan tingkat inflasi maksimum. (Sembari palpasi nadi radial, pompa pengikat
lengan hingga ke titik di mana nadi tidak lagi terdengar, tambahkan 30 mmHg pada
pembacaan ini).
• Dengan cepat kendurkan/biarkan udara keluar dari kantong lengan, dan tunggu 30
detik sebelum memompanya kemabali.
• Sisipkan ujung stetoskop; cek agar mengarah ke depan pada tempatnya.
• Tempatkan bel stetoskop tanpa menekan, tapi cukup erat hingga kedap udara, di atas
arteri brakhial. Lihat bahwa diafrgama stetoskop juga dapat digunakan; namun, bel akan leih sensitif untuk mendengan suara frekuensi rendah (tekanan darah) dan sedapat mungkin bel digunakan jika memungkinkan. Ketika pertama kali belajar mendengarkan tekanan darah, mungkin lebih mudah menggunakan diafragma daripada bel.
• Pompa dengan cepat pengikat lengan sampai maksimum (seperti yang telah
ditentukan sebelumnya)
• Perlahan biarkan udara keluar (deflate/kempiskan pengikat lengan) dengan penurunan
tekanan teratur sebesar 2-3 mmHg/detik.
• Catat pembacaan tekanan ketika pertama kali terdengan dua suara berturutan
(Korotkoff Fase 1). Ini adalah tekanan darah sistolik.
• Catat pembacaan tekanan ketika suara terakhir terdengar (Korokoff Fase V). Ini
adalah tekanan diastolik.
• Tetap dengarkan sampai 20 mmHg di bawah tekanan diastolik, kemudian dengan
cepat kempeskan pengikat lengan.
• Catat tekanan darah pasien dengan angka genap beserta posisi pasien (misalnya,
duduk, berdiri, berbaring), ukuran pengikat lengan, dan lengan yang diukur.
• Tunggu 1-2 menit sebelum mengulangi kembali pembacaan menggunakan lengan
yang sama.
Untuk hasil pengukuran yang paling akurat, 2 atau lebih pembacaan, tiap pembacaan terpisah 2 menit, dicari nilai rata-ratanya. Jika 2 pembacaan pertama berbeda lebih dari 5 mmHg harus dilakukan pembacaan ulang (pengukuran tekanan darah diulang lagi) dan kemudian dirata-rata. Tekanan darah normal dewasa adalah sistolik kurang dari 120 mmHg dan diastolik kurang dari 80 mmHg.
Klasifikasi hasil pembacaan tekanan darah berdasarkan kriteria The Seventh Report of
the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC-VII) tertera pada Tabel 5-5. Prehipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 130-139 mmHg atau diastolik 80-90 mmHg. Pasien dengan prehipertensi memiliki resiko dua kali lebih tinggi untuk menjadi hipertensi daripada individu dengan tekanan darah yang lebih rendah. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih atau diastolik 90 mmHg atau lebih dan diklasifikasikan (berdasarkan keparahannya) sebagai stage 1 atau 2. Hipertensi sistolik saja (isolated systolic hypertension) didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik 90 mmHg atau kurang dan harus diklasifikasikan lebih lanjut sesuai keparahannya (misalnya 170/82 berarti hipertensi sistolik stage 2).

Minggu, 13 Maret 2011

Alternatif obat stress alami

Seperti diberitakan di VivaNews, bahwa pisang memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk kesehatan. Salah satu kandungan dalam pisang fructooligosaccharides (FOS) yang berfungsi untuk:

* menurunkan kolesterol
* menurunkan risiko penyakit jantung

Selain itu, pisang juga mengandung nutrisi penghilang stres. Seperti dikutip dari laman Genius Beauty, zat mino triptofan yang terkandung dalam pisang mampu meningkatkan produksi serotonin atau dikenal sebagai 'hormon bahagia'. Peningkatan hormon ini jelas ampuh memperbaiki mood dan menstabilkan emosi.


Pisang juga mengandung vitamin B yang membantu mengontrol sistem saraf. Oleh karenanya, selain menimbulkan rasa bahagia, konsumsi pisang juga membuat tubuh terasa lebih relaks.
Sementara itu, kandungan kalium dalam pisang efektif menstabilkan detak jantung sehingga suplai oksigen ke otak pun lancar. Ini penting, karena umumnya detak jantung menjadi tak beraturan saat stres mendera.

Itulah mengapa pisang dianjurkan sebagai camilan pencegah depresi. Konsumsi pisang efektif melindungi tubuh dari stres berlebih. Jadi, jangan ragu untuk mengkonsumsi buah ini setiap hari.

Tips bagi si Kurus

Pada saat yang lain sibuk mencari ramuan untuk mempertahankan atau bahkan mempertahankan berat badan, justru sebagian orang terjebak dalam kekurusan (badan yang kurus terus, berat badan tidak bertambah).



Ada beberapa faktor yang menyebabkan orang tidak bisa gemuk, diantaranya:

1. Faktor genetis atau garis keturunan yang kurus ( ^_^ ).
2. Sistem Metabolisme yang cepat dapat mengakibatkan orang susah gemuk. Terlebih lagi jika mengalami kelainan pola makan seperti bulimia, memuntahkan makanan karena takut menambah berat badan. Selain itu, ada anorexia nervosa, ketakutan akan berlebih akan kegemukan.
3. Gangguan fisik dan psikologis yang menyerang Anda. Gangguan psikologis, seperti stres dan depresi dapat mengakibatkan orang susah gemuk.
4. Rutin mengkonsumsi obat-obat tertentu. Kadang kita tidak tahu,apabila obat-obatan yang kita konsumsi dapat menyebabkan sulit menambah berat badan. Untuk keterangan lebih lanjut, tanya pada dokter Anda khusus obat ini ^_^.

Jangan sepelekan badan kurus
Ya,kita jangan terlalu menganggap enteng masalah badan yang kurus ini. Jika badan terlalu kurus, akan mengakibatkan mudah terserang penyakit, seperti alergi, flu (pilek) dan batuk. Tidak hanya itu, Anda juga akan rentan terkena osteoporosis. Terlebih lagi bagi penduduk Asia dengan ukuran badannya yang lebih kecil, lebih tinggi memiliki resiko terkena kerapuhan tulang. Di samping itu, energi badan akan lebih cepat terkuras. Sehingga Anda akan lebih sering letih dan malas. Dan ini semua akan menggangu konsentrasi dan produktivitas Anda di mana aja.


Setidaknya ini ada 8 tips yang bisa Anda lakukan untuk membuat tubuh lebih berisi:

1. Perhatikan proporsi makan. Kita harus memilih makanan yang tepat dan sehat. Harus diperbanyak makan makanan sayuran, buah-buahan dan bahan makanan yang mempunyai serat karbohidrat kompleks dan proteoin.
2. Perbanyak kalori. Untuk menambah berat badan sebanyak 0,5 kg, Anda membutuhkan tambahan kalori dari makanan setidaknya 3.500 kalori. Hal ini dapat diperoleh dengan mengkonsumsi gandum, daging, telur dan susu.
3. Cukup protein. Makanan yang memunyai kandungan protein tinggi dapat membantu badan untuk membentuk dan memperkuat otot.
4. Gunakan lemak baik. Pilihan lemak yang terbaik adalah asam lemak omega-3 dan omega-6, yang bisa diperoleh dalam makanan walnut, alpukat, buah zaitun dan ikan salmon.
5. Selektif terhadap jenis minuman. Minuman yang dapat menambah kalori antara lain koktail, jus buah dan susu. Meskipun begitu, air putih tetap merupakan pilihan utama untuk melepas dahaga Anda.
6. Mengudap secara selektif. Mengudap merupakan salah satu cara termudah untuk menambah kalori, tetapi harus ingat, untuk selalu bijak dan selektif. Tidak sembarang makanan yang bisa dikudap. Kudapan yang pas adalah mengandung karbohidrat dan protein yang tinggi.
7. Berolah raga dengan rutin. Olah raga berintensitas yang tinggi dan berfrekwensi rendah dapat menambah berat badan. Contohnya melakukan gym (senam) dengan durasi olah raga tidak lebih 1 jam (apabila hal ini dilakukan 3-4 kali dalam seminggu). Sebaiknya Anda jangan terlalu berlatih beban, agar kelompok otot besar bisa terbentuk.
8. Tidur yang cukup. Durasi waktu yang ideal adalah 7-8 jam per malam. Sebelum tidur, minumlah segelas susu hangat agar mempercepat proses tidur dan menambah kalori Anda.

Semoga sukses....

Mengatasi Ambeien dan Maag


Untuk mengurangi penyakit ambeien dan maag dapat dilakukan dengan minum jamu secara teratur. Kemudian menghindari makan makan pedas, asam dan ikan. Terutama ikan bersisik, teri dan ikan asin. Jangan sampai minum minuman beralkohol, kopi dan teh kental.
khusus untuk ambeien, dapat hindari mengkonsumsi sayur rebung, nangka dan durian. Sedang kan untuk maag, hindari obat yang mengandung aspirin. Usahakan selalu pikiran dalam kondisi tenang dan relaks agar penyakit dalam lambung ini tidak kambuh.


Beberapa resep jamu tradisional yang dapat dikonsumsi untuk mengurangi penyakit ambeien dan maag:

1. Daun handeleum/ daun ungu = 5 lembar.
2. Rimpang temulawak sebesar telur itik = 1 biji.
3. Rimpang kunyit sebesar telur ayam = 1 biji.
4. Adas manis = 1/2 sendok tengah.
5. Kulit pulosari = 1/2 jari tengah.

Cara meracik jamu tradisional:
Temulawak dan kunyit dicuci, dikupas dan diiris tipis-tipis. Kemudian direbus bersama bahan yang lain, yang sudah dicuci terlebih dahulu dengan jumlah air sebanyak 5 gelas. Tunggu air hingga mendidih dan tersisa kurang lebih 3 gelas air. Dinginkan dan saring air rebusan. Air siap dikonsumsi. Dapat diminum 3 kali sehari, masing-masing 1.2 gelas sesudah makan

Atasi Sakit Kepala ala Tradisional

Sakit kepala adalah penyait yang sering kita alami. Dan cara paling mudah untuk mengatasinya adalah dengan membeli obat di Apotek. Ternyata ada cara yang lebih mudah dan hemat lagi, seperti yang diberitakan oleh Yahoo News.

VivaNews | Sakit kepala bisa muncul akibat hal-hal sepele seperti menunggu terlalu lama, terlibat debat sengit, menghadapi atasan yang menjengkelkan, terjebak macet, bahkan makanan enak seperti es krim. Rasa nyeri itu timbul sebagai respons tubuh atas stres fisik atau emosional yang terjadi.

Stres dapat membuat otot-otot di kepala dan leher mengalami kontraksi sehingga menciptakan ketegangan di kepala. Kondisi ini juga bisa memengaruhi pembuluh darah dan berkembang menghasilkan sakit kepala vaskular atau migrain.

Meski membuat seseorang tak nyaman, rasa nyeri yang timbul akibat hal-hal sepele semacam itu umumnya bersifat sementara. Bahkan, cukup mudah meredakannya dengan ramuan alami dari rempah-rempah di dapur. Berikut sejumlah ramuan sederhana yang bisa membantu meredakan sakit kepala, seperti dikutip dari Shine:

1. Teh Jahe


Jahe dapat bekerja menghambat sintesis prostaglandin, melawan migrain. Jahe juga membantu mengatasi rasa mual yang sering menyertai migrain. Memasukkan tiga irisan jahe ke dalam sajian teh hangat bisa membantu meredakan sakit kepala atau migrain.

gambar

2. Minyak rosemary


Oleskan satu atau dua tetes minyak esensial rosemary pada dahi. Lalu, gosok dengan lembut ke beberapa bagian tubuh lain seperti perut, kepala leher dan punggung. Selanjutnya, duduk tenang selama beberapa menit tanpa aktivitas. Dalam sebuah penelitian 2010, minyak rosemary diklaim mengandung carvacrol, suatu zat yang bertindak sebagai inhibitor COX-II, seperti obat antiinflamasi.

gambar

3. Teh chamomile

Istirahat sejenak saat jadwal sedang padat bisa meringankan beberapa ketegangan yang menyebabkan sakit kepala. Senyawa dalam sajian teh ini membantu meringankan rasa sakit dan membuat Anda lebih rileks .

Masukkan satu kantong teh chamomile ke dalam cangkir air panas. Tutup rapat cangkir selama 10 menit. Menambahkan pemanis seperti madu akan lebih nikmat. Luangkan waktu sejenak untuk minum teh sambil duduk di tempat yang tenang demi memulihkan semangat.

4. Peppermint dan minyak lavender

Sejumlah terapis percaya bahwa merendam kaki bisa menjadi obat meredakan sakit kepala. Air panas menarik aliran darah ke kaki. Ini akan mengurangi tekanan pada pembuluh darah di kepala. Dengan menambahkan beberapa tetes peppermint atau minyak esensial lavender, aromanya bisa juga membantu mengurangi sakitnya.

Jika intensitas sakit kepala meninggal, Anda juga mengonsumsi sejumlah suplemen mengandung magnesium atau vitamin B2. Berdasar sebuah penelitian, mereka yang sering mengalami masalah sakit kepala umumnya memiliki kadar magnesium rendah dalam otak. Sementara konsumsi vitamin B2 setiap hari selama tiga bulan mampu menurunkan migrain hingga 50 persen.

Obat Sariawan



Daun ini ternyata juga bisa mengurangi atau mencegah sakit sariawan berlanjut. Artinya, jika Anda merasa sariawan akan datang, segera diobati dengan daun sirih maka sariawan akan hilang. Jadi kita bisa dengan nyaman makan makanan kesukaan kita.


Caranya: Ambil 1 - 2 lembar daun sirih dan dibersihkan. Siapkan air panas dalam gelas untuk merendam daun sirih. Masukkan daun sirih ke dalam gelas dan diamkan beberapa menit (tunggu sampai air terasa hangat atau sudah dingin). Nah, air rendaman tadi yang kita gunakan untuk menyembuhkan sariawan. Berkumur-kumurlah dengan air rendaman daun sirih tersebut 3-5 kali. Lakukan minimal 3x sehari.
Semoga sariawan segera hilang dari mulut kita.